Gizi merupakan fondasi utama bagi tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat asupan gizi seimbang cenderung tumbuh lebih sehat, aktif, dan cerdas. Namun, memantau gizi anak bukan hanya soal memberi makan tiga kali sehari, tapi juga memahami apakah kebutuhan nutrisinya sudah terpenuhi. Sayangnya, masih banyak orang tua yang belum tahu cara sederhana memantau status gizi anak secara berkala. Padahal, pemantauan gizi yang tepat bisa menjadi langkah awal mencegah stunting dan gangguan pertumbuhan lainnya.

Pemantauan gizi anak bisa dilakukan di rumah maupun melalui kunjungan rutin ke Posyandu. Di Posyandu, berat dan tinggi badan anak dicatat lalu dibandingkan dengan grafik pertumbuhan berdasarkan standar WHO. Bila ditemukan penyimpangan, kader akan memberikan saran atau rujukan lanjutan. Berdasarkan penelitian Suhartatik & Al Faiqoh (2022), kader Posyandu berperan penting dalam mendampingi orang tua dalam memantau dan memahami kondisi gizi balita. Maka dari itu, kehadiran Posyandu bukan sekadar formalitas, tetapi bagian penting dari sistem pemantauan gizi anak.

Berikut beberapa tips praktis yang bisa dilakukan orang tua untuk memantau gizi anak:
1. Timbang dan ukur tinggi badan secara rutin, minimal sebulan sekali. Catat hasilnya di buku KIA atau aplikasi pemantauan gizi anak.
2. Amati pola makan anak. Pastikan anak mengonsumsi makanan bergizi seimbang (karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral).
3. Kenali tanda-tanda masalah gizi, seperti berat badan tidak naik, anak terlihat lemas, atau sering sakit.
4. Manfaatkan Posyandu untuk berkonsultasi dengan kader atau tenaga kesehatan.
5. Libatkan anak dalam kebiasaan makan sehat, seperti memilih sayur atau buah, agar mereka terbiasa sejak dini.

Sistem pemantauan gizi yang efektif juga perlu dukungan dari lingkungan sekitar. Budiman dkk. (2024) mencontohkan sistem manajemen gizi berbasis desa yang membantu keluarga di Karangjaya memahami kebutuhan gizi anak secara lebih terstruktur. Selain itu, pendampingan oleh kader seperti yang dilakukan di Desa Kerta (Cahyawati & Permatananda, 2022) terbukti membantu orang tua dalam membangun kebiasaan makan sehat dan rutin mencatat pertumbuhan anak. Artinya, kolaborasi antara keluarga, kader, dan masyarakat sangat penting dalam menjaga kualitas gizi anak.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, orang tua tidak perlu menunggu anak sakit untuk mulai peduli terhadap gizinya. Pemantauan gizi bukan hal rumit, bahkan bisa menjadi rutinitas menyenangkan bersama anak. Anak yang gizinya tercukupi akan tumbuh lebih kuat, ceria, dan siap menghadapi masa depan. Jadi, yuk mulai pantau gizi anak sejak hari ini — karena setiap kilogram dan sentimeter pertumbuhan mereka sangat berarti!

Referensi:
Budiman, I. A., Chaniago, H., Abidin, D., Azhari, A., & Kusuma, R. R. (2024). Sistem Manajemen Pemantauan Kebutuhan Gizi Anak Dalam Masa Pertumbuhan Di Desa Karangjaya. DEVOSI, 5(1), 15-23.
Cahyawati, P. N., & Permatananda, P. A. N. K. (2022). Pendampingan kader posyandu desa kerta dalam penerapan gizi seimbang dan pemantauan tumbuh kembang anak. Warmadewa Minesterium Medical Journal, 1(3), 56-61.
Suhartatik, S., & Al Faiqoh, Z. (2022). Peran kader posyandu dalam pemantauan status gizi balita: Literature review. Journal of Health Education and Literacy, 5(1), 19-25.