Perkembangan bahasa anak usia dini merupakan fondasi penting untuk tumbuh kembang kognitif, sosial, dan emosional mereka. Anak yang memiliki kemampuan bahasa baik cenderung lebih percaya diri dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Namun, tidak semua anak mengalami perkembangan bahasa dengan kecepatan yang sama. Di sinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk memberikan stimulasi yang tepat sejak dini. Lingkungan rumah yang suportif dan penuh interaksi menjadi kunci utama.

Menurut penelitian, keterlibatan aktif orang tua dalam aktivitas sehari-hari dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan bahasa anak (Nirmala & Hartono, 2023). Anak usia 1–5 tahun sangat responsif terhadap rangsangan verbal dan nonverbal di sekitarnya. Oleh karena itu, orang tua perlu menciptakan situasi yang kaya bahasa, seperti dengan mengajak anak mengobrol, membacakan cerita, atau menyanyikan lagu bersama. Pendekatan yang konsisten dan menyenangkan akan membuat anak merasa nyaman dalam belajar berkomunikasi. Selain itu, setiap anak memiliki gaya belajar yang unik, jadi penting untuk menyesuaikan stimulasi dengan karakter anak.

Berikut ini beberapa cara sederhana dan efektif yang dapat dilakukan orang tua di rumah untuk menstimulasi perkembangan bahasa anak:

1. Ajak anak berbicara sesering mungkin. Gunakan bahasa yang sederhana namun jelas. Ajak anak menceritakan pengalamannya, meskipun bahasanya belum sempurna.
2. Bacakan buku cerita setiap hari. Pilih buku bergambar dan penuh warna agar menarik minat anak. Cerita yang berulang juga membantu anak mengingat kosakata.
3. Bernyanyi bersama. Lagu anak-anak dengan lirik sederhana sangat membantu memperkaya kosa kata dan melatih artikulasi.
4. Gunakan metode bercerita. Cerita dapat dikembangkan dari benda-benda di sekitar, boneka, atau bahkan saat makan bersama.
5. Batasi penggunaan gadget. Interaksi dua arah lebih penting dari sekadar menonton video.
6. Tanggapi celotehan anak. Jangan abaikan usaha anak untuk bicara, tanggapi dengan antusias agar ia merasa dihargai.
7. Gunakan bahasa tubuh. Gestur dan ekspresi wajah membantu anak memahami makna kata.

Selain itu, melibatkan anak dalam kegiatan sehari-hari seperti berbelanja, memasak, atau berkebun juga dapat menjadi momen belajar yang menyenangkan. Dalam kegiatan ini, anak bisa belajar nama-nama benda, warna, rasa, dan fungsi melalui dialog dengan orang tua. Tak kalah penting, beri anak waktu untuk merespons atau bertanya balik. Hindari memburu-buru mereka atau langsung memperbaiki ucapannya secara keras. Kesabaran adalah kunci dalam proses stimulasi bahasa.
Dengan pendekatan yang positif dan penuh kasih, perkembangan bahasa anak bisa tumbuh optimal sesuai tahap usianya. Jika orang tua merasa perkembangan bahasa anak lambat, jangan ragu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan atau kader Posyandu. Intervensi dini sangat penting untuk mencegah keterlambatan bicara berkelanjutan. Mari ciptakan lingkungan yang ramah bahasa untuk masa depan anak yang lebih cerah.

Referensi:
Anidi, A., Arung, F., Parisu, C. Z. L., & Juwairiyah, A. (2025). Peran Orang Tua Dalam Stimulasi Perkembangan Bahasa Anak Usia 3–5 Tahun. Jurnal E-MAS (Edukasi dan Pembelajaran Anak Usia Dini), 1(1), 62-72.
Fono, Y. M., Ita, E., Pango, K., Nou, K., & Nua, A. (2023). Optimalisasi Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini 4-6 Tahun Melalui Kegiatan Sosialisasi. Jurnal Pengabdian Kolaborasi Dan Inovasi IPTEKS, 1(6), 1036-1040.
Nirmala, A., & Hartono, R. (2023). Keterlibatan orangtua dalam menstimulasi perkembangan bahasa anak usia dini di kabupaten batang. Jurnal PSIMAWA: Diskursus Ilmu Psikologi Dan Pendidikan, 6(1), 31-40.
Mualim, S. M. R. (2025). METODE BERCERITA SEBAGAI STIMULASI KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI DI RUMAH. Yaa Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 9(1), 39-51.