Tantrum adalah perilaku wajar pada anak, terutama usia 2–5 tahun, sebagai bentuk ekspresi emosi yang belum bisa dikontrol sepenuhnya. Anak mungkin menangis, berteriak, atau bahkan menolak berkomunikasi saat kecewa atau marah. Sebagai orang tua, penting untuk tetap tenang agar situasi tidak semakin memburuk. Mengelola tantrum dengan tepat membantu anak belajar mengenali dan mengekspresikan emosi secara sehat.
Berikut tujuh tips praktis yang bisa diterapkan:
1. Tetap Tenang dan Sabar : Jangan terpancing emosi saat anak tantrum. Ambil napas dalam, berbicara dengan lembut, dan tunjukkan kontrol diri. Ketenangan orang tua akan menular pada anak dan membantu meredakan emosi mereka.
2. Berikan Ruang Aman : Jika tantrum terjadi di tempat umum, ajak anak ke tempat yang lebih tenang dan aman. Anak perlu merasa aman untuk mengekspresikan emosi tanpa merasa dihakimi.
3. Kenali Pemicu Tantrum : Perhatikan situasi yang memicu tantrum, seperti lapar, lelah, atau frustasi. Dengan memahami pemicu, orang tua dapat mencegah tantrum sebelum terjadi.
4. Gunakan Kata-kata Sederhana dan Tegas : Bicaralah dengan kalimat singkat dan jelas, misalnya “Kamu boleh marah, tapi tidak boleh memukul.” Ini membantu anak memahami batasan sambil mengekspresikan perasaannya.
5. Alihkan Perhatian Anak : Berikan mainan, kegiatan kreatif, atau aktivitas fisik ringan untuk mengalihkan fokus anak. Pengalihan yang tepat dapat meredakan intensitas emosi dan membantu anak menenangkan diri.
6. Validasi Perasaan Anak : Sampaikan bahwa emosi mereka dimengerti, misalnya “Aku tahu kamu marah karena mainanmu jatuh.” Validasi perasaan anak membuat mereka merasa didengar dan dihargai.
7. Berikan Pujian Setelah Tenang : Setelah tantrum reda, puji anak karena berhasil menenangkan diri. Penguatan positif ini mengajarkan anak strategi coping yang sehat untuk menghadapi emosi di masa depan.
Dengan rutin menerapkan tujuh tips ini, orang tua dapat mengelola tantrum anak dengan lebih efektif dan mengurangi drama. Anak pun belajar mengekspresikan emosi secara sehat, sehingga hubungan antara orang tua dan anak semakin harmonis dan penuh pengertian.
Referensi:
-
Berikut tujuh tips praktis yang bisa diterapkan:
1. Tetap Tenang dan Sabar : Jangan terpancing emosi saat anak tantrum. Ambil napas dalam, berbicara dengan lembut, dan tunjukkan kontrol diri. Ketenangan orang tua akan menular pada anak dan membantu meredakan emosi mereka.
2. Berikan Ruang Aman : Jika tantrum terjadi di tempat umum, ajak anak ke tempat yang lebih tenang dan aman. Anak perlu merasa aman untuk mengekspresikan emosi tanpa merasa dihakimi.
3. Kenali Pemicu Tantrum : Perhatikan situasi yang memicu tantrum, seperti lapar, lelah, atau frustasi. Dengan memahami pemicu, orang tua dapat mencegah tantrum sebelum terjadi.
4. Gunakan Kata-kata Sederhana dan Tegas : Bicaralah dengan kalimat singkat dan jelas, misalnya “Kamu boleh marah, tapi tidak boleh memukul.” Ini membantu anak memahami batasan sambil mengekspresikan perasaannya.
5. Alihkan Perhatian Anak : Berikan mainan, kegiatan kreatif, atau aktivitas fisik ringan untuk mengalihkan fokus anak. Pengalihan yang tepat dapat meredakan intensitas emosi dan membantu anak menenangkan diri.
6. Validasi Perasaan Anak : Sampaikan bahwa emosi mereka dimengerti, misalnya “Aku tahu kamu marah karena mainanmu jatuh.” Validasi perasaan anak membuat mereka merasa didengar dan dihargai.
7. Berikan Pujian Setelah Tenang : Setelah tantrum reda, puji anak karena berhasil menenangkan diri. Penguatan positif ini mengajarkan anak strategi coping yang sehat untuk menghadapi emosi di masa depan.
Dengan rutin menerapkan tujuh tips ini, orang tua dapat mengelola tantrum anak dengan lebih efektif dan mengurangi drama. Anak pun belajar mengekspresikan emosi secara sehat, sehingga hubungan antara orang tua dan anak semakin harmonis dan penuh pengertian.
Referensi:
-