Menjelang akhir kehamilan, banyak ibu hamil mulai merasakan perut mengencang yang datang dan pergi secara tidak teratur. Kondisi ini sering disebut sebagai kontraksi palsu atau Braxton Hicks contractions. Bagi sebagian ibu, sensasi ini bisa membingungkan dan menimbulkan kekhawatiran karena mirip dengan tanda-tanda persalinan sesungguhnya. Padahal, kontraksi palsu merupakan bagian alami dari persiapan tubuh menuju proses melahirkan.

Menurut penelitian oleh Prihatini et al (2024), kontraksi Braxton Hicks membantu melatih otot rahim agar lebih siap menghadapi kontraksi persalinan sebenarnya.
Perbedaan utama antara kontraksi palsu dan kontraksi asli terletak pada pola dan intensitasnya. Kontraksi palsu biasanya tidak teratur, tidak semakin kuat, dan akan mereda saat ibu beristirahat atau mengubah posisi tubuh. Sementara itu, kontraksi asli cenderung lebih kuat, teratur, dan frekuensinya meningkat seiring waktu. Studi oleh Putri & Rumah (2023) menyebutkan bahwa pemantauan pola kontraksi menggunakan aplikasi atau catatan harian dapat membantu ibu mengenali waktu yang tepat untuk menuju rumah sakit.

Untuk menghadapi kontraksi palsu dengan aman, ibu disarankan untuk tetap tenang dan memperhatikan tanda-tanda tubuh. Minum air putih yang cukup, berbaring miring ke kiri, atau mandi air hangat dapat membantu meredakan ketegangan otot rahim. Aktivitas relaksasi ringan seperti pernapasan dalam atau yoga prenatal juga terbukti efektif menurunkan ketegangan. Penelitian oleh Mulyati et al. (2021) menunjukkan bahwa latihan pernapasan dalam selama kehamilan dapat mengurangi rasa nyeri dan kecemasan akibat kontraksi awal hingga 30%.

Namun, ibu perlu segera menghubungi tenaga kesehatan jika kontraksi terasa sangat kuat, muncul lebih dari lima kali dalam satu jam, atau disertai dengan tanda-tanda seperti pecah ketuban, keluar lendir bercampur darah, dan nyeri pinggang hebat. Tanda-tanda tersebut menandakan bahwa proses persalinan telah dimulai dan memerlukan penanganan medis segera. Dengan mengenali perbedaan antara kontraksi palsu dan kontraksi asli, serta mengetahui cara mengatasinya dengan tenang, ibu dapat menghadapi masa menjelang persalinan dengan rasa aman dan penuh kesiapan.

Referensi
Mulyati, Y., Novita, A., & Trisna, N. (2021). Pengaruh Relaksasi Diafragma, Relaksasi Otot Progresif dan Relaksasi Nafas terhadap Penurunan Rasa Cemas pada Ibu Hamil Trimester III: The Effect of Diaphragm Relaxation, Progressive Muscle Relaxation and Breath Relaxation on Reducing Anxiety in Pregnant Women in the Third Trimester. SIMFISIS: Jurnal Kebidanan Indonesia, 1(2), 74-84.

Prihantini, E. N., Yani, L. Y., & Yanti, A. D. (2024). Hubungan Pelaksanaan Antenatal Care Dengan Persiapan Persalinan Di Puskesmas Majaran Kabupaten Sorong (Doctoral dissertation).

Putri, R. A., & Rumah, P. P. Pemanfaatan Aplikasi Garda Bumil untuk Pengetahuan Sikap dan Perilaku Terhadap Pendarahan 24 Jam Postpartum. Penerbit Pustaka Rumah C1nta.