Kedekatan emosional antara orang tua dan anak merupakan fondasi penting dalam pembentukan karakter dan kesehatan mental anak. Hubungan yang hangat dan penuh kasih sayang di rumah menciptakan rasa aman, nyaman, dan percaya diri pada anak. Menurut Ardi dan Aulia (2020), pola asuh yang responsif dan penuh perhatian dapat meningkatkan kualitas hubungan emosional antara orang tua dan anak. Kedekatan ini tidak hanya berdampak pada masa kanak-kanak, tetapi juga berpengaruh hingga masa remaja dan dewasa. Oleh karena itu, membangun ikatan emosional sejak dini menjadi investasi penting dalam perkembangan anak.

Salah satu cara efektif untuk membangun kedekatan emosional adalah melalui komunikasi interpersonal yang terbuka dan empatik. Suryadinata (2016) menekankan bahwa komunikasi yang hangat dan penuh perhatian antara orang tua dan anak dapat mempertahankan intimacy atau kelekatan emosional, terutama dalam keluarga dengan orang tua tunggal. Orang tua perlu mendengarkan anak dengan penuh perhatian, menghindari penilaian berlebihan, dan memberikan respon yang mendukung. Dengan komunikasi yang sehat, anak merasa dihargai dan lebih terbuka dalam menyampaikan perasaan serta pikirannya. Ini menjadi dasar penting dalam membangun kepercayaan dan kedekatan emosional yang kuat.

Kedekatan emosional juga dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya dan identitas yang dibangun dalam keluarga. Imamoğlu dan Karakitapoğlu‐Aygün (2007) menjelaskan bahwa dalam berbagai budaya, hubungan emosional antara orang tua dan anak dipengaruhi oleh cara individu memaknai identitas dan keterhubungan sosial. Di lingkungan rumah, orang tua dapat memperkuat kedekatan dengan mengenalkan nilai-nilai keluarga, tradisi, dan kebiasaan yang membentuk rasa memiliki dan keterikatan. Kegiatan bersama seperti makan malam keluarga, bermain, atau membaca cerita dapat menjadi momen penting untuk memperkuat ikatan emosional. Konsistensi dalam membangun rutinitas yang positif juga membantu anak merasa aman dan terhubung secara emosional.
Berikut beberapa langkah praktis yang dapat diterapkan orang tua untuk membangun kedekatan emosional di rumah:
● Luangkan waktu berkualitas setiap hari untuk berinteraksi dengan anak.
● Dengarkan anak tanpa menghakimi dan berikan respon yang penuh empati.
● Libatkan anak dalam aktivitas keluarga dan keputusan kecil sehari-hari.
● Tunjukkan kasih sayang secara verbal dan fisik (pelukan, pujian, kata-kata positif).
● Ciptakan rutinitas harian yang stabil dan menyenangkan.
Membangun kedekatan emosional bukanlah proses instan, melainkan perjalanan yang membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan komitmen dari orang tua. Dengan menciptakan lingkungan rumah yang penuh cinta dan keterbukaan, anak akan tumbuh dengan rasa percaya diri, kemampuan sosial yang baik, dan ketahanan emosional yang kuat. Kedekatan ini juga menjadi bekal penting bagi anak dalam menghadapi tantangan kehidupan di masa depan. Orang tua yang hadir secara emosional akan menjadi sumber kekuatan dan inspirasi bagi anak sepanjang hidupnya.

Referensi:
Suryadinata, E. (2016). Proses komunikasi interpersonal antara orang tua tunggal (ibu) dengan anak dalam mempertahankan intimacy (Doctoral dissertation, Petra Christian University).
Dwistia, H., Sindika, S., Iqtianti, H., & Ningsih, D. (2025). Peran Lingkungan Keluarga dalam Perkembangan Emosional Anak. Jurnal Parenting Dan Anak, 2(2), 9-9.
Imamoğlu, E. O., & Karakitapoğlu‐Aygün, Z. (2007). Relatedness of identities and emotional closeness with parents across and within cultures. Asian Journal of Social Psychology, 10(3), 145-161.
Ardi, Z., & Aulia, G. Z. (2020). The analysis of the parenting implications on the emotional closeness of parent-child improvement. Journal of Educational and Learning Studies, 3(2), 98-104.