Pola asuh orang tua memiliki pengaruh besar terhadap perilaku dan prestasi anak di lingkungan sekolah. Cara orang tua mendidik, berkomunikasi, dan memberikan dukungan emosional akan membentuk karakter anak dalam menghadapi tantangan belajar. Menurut Abidin (2023), pola asuh yang positif dan konsisten dapat meningkatkan motivasi belajar serta prestasi akademik anak. Sebaliknya, pola asuh yang otoriter atau permisif berisiko menimbulkan masalah perilaku dan rendahnya pencapaian akademik. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami dampak jangka panjang dari pola asuh yang diterapkan di rumah.
Prestasi anak di sekolah tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual, tetapi juga oleh dukungan dan keterlibatan orang tua dalam proses belajar. Kusuma dan Rigianti (2023) menjelaskan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh demokratis cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih baik karena mereka merasa dihargai dan didukung. Pola asuh ini mendorong anak untuk berpikir mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki motivasi intrinsik dalam belajar. Orang tua yang aktif dalam mendampingi anak belajar, memberikan pujian atas usaha, dan menciptakan suasana belajar yang nyaman akan memperkuat semangat belajar anak. Keterlibatan ini menjadi faktor penting dalam keberhasilan akademik.
Selain prestasi, pola asuh juga memengaruhi perilaku anak di sekolah, termasuk interaksi sosial dan sikap terhadap guru serta teman sebaya. Harianti dan Amin (2016) menekankan bahwa lingkungan pembelajaran yang positif di rumah dan sekolah, ditambah dengan pola asuh yang mendukung, akan membentuk motivasi belajar yang kuat. Anak yang dibesarkan dengan pola asuh penuh kasih sayang dan disiplin cenderung lebih mampu mengelola emosi, mengikuti aturan, dan menunjukkan perilaku prososial. Sebaliknya, anak yang kurang mendapatkan perhatian atau dibesarkan dalam pola asuh yang tidak konsisten berisiko mengalami kesulitan dalam beradaptasi secara sosial dan akademik.
Berikut beberapa poin penting yang dapat diterapkan orang tua untuk mendukung perilaku dan prestasi anak di sekolah:
● Terapkan pola asuh demokratis yang menggabungkan kasih sayang dan disiplin.
● Luangkan waktu untuk mendampingi anak belajar dan berdiskusi tentang pengalaman sekolahnya.
● Berikan pujian atas usaha anak, bukan hanya hasil akhir.
● Ciptakan rutinitas belajar yang konsisten dan menyenangkan di rumah.
● Bangun komunikasi terbuka antara orang tua, anak, dan guru.
Dengan memahami dan menerapkan pola asuh yang tepat, orang tua dapat membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang berprestasi dan berperilaku baik di sekolah. Peran keluarga sebagai pendukung utama dalam pendidikan anak tidak dapat digantikan oleh institusi formal. Investasi dalam pola asuh yang sehat akan memberikan dampak positif jangka panjang bagi perkembangan akademik dan sosial anak. Oleh karena itu, membangun sinergi antara pola asuh di rumah dan proses belajar di sekolah menjadi kunci keberhasilan pendidikan anak.
Referensi:
Abidin, R. (2023). Pola Asuh dan Prestasi Belajar. Deepublish.
Harianti, R., & Amin, S. (2016). Pola asuh orangtua dan lingkungan pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa. Curricula: Journal of Teaching and Learning, 1(2).
Kusuma, R. A., & Rigianti, H. A. (2023). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dalam Meningkatan Prestasi Belajar Anak. Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 9(04), 387–404.
Prestasi anak di sekolah tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual, tetapi juga oleh dukungan dan keterlibatan orang tua dalam proses belajar. Kusuma dan Rigianti (2023) menjelaskan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh demokratis cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih baik karena mereka merasa dihargai dan didukung. Pola asuh ini mendorong anak untuk berpikir mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki motivasi intrinsik dalam belajar. Orang tua yang aktif dalam mendampingi anak belajar, memberikan pujian atas usaha, dan menciptakan suasana belajar yang nyaman akan memperkuat semangat belajar anak. Keterlibatan ini menjadi faktor penting dalam keberhasilan akademik.
Selain prestasi, pola asuh juga memengaruhi perilaku anak di sekolah, termasuk interaksi sosial dan sikap terhadap guru serta teman sebaya. Harianti dan Amin (2016) menekankan bahwa lingkungan pembelajaran yang positif di rumah dan sekolah, ditambah dengan pola asuh yang mendukung, akan membentuk motivasi belajar yang kuat. Anak yang dibesarkan dengan pola asuh penuh kasih sayang dan disiplin cenderung lebih mampu mengelola emosi, mengikuti aturan, dan menunjukkan perilaku prososial. Sebaliknya, anak yang kurang mendapatkan perhatian atau dibesarkan dalam pola asuh yang tidak konsisten berisiko mengalami kesulitan dalam beradaptasi secara sosial dan akademik.
Berikut beberapa poin penting yang dapat diterapkan orang tua untuk mendukung perilaku dan prestasi anak di sekolah:
● Terapkan pola asuh demokratis yang menggabungkan kasih sayang dan disiplin.
● Luangkan waktu untuk mendampingi anak belajar dan berdiskusi tentang pengalaman sekolahnya.
● Berikan pujian atas usaha anak, bukan hanya hasil akhir.
● Ciptakan rutinitas belajar yang konsisten dan menyenangkan di rumah.
● Bangun komunikasi terbuka antara orang tua, anak, dan guru.
Dengan memahami dan menerapkan pola asuh yang tepat, orang tua dapat membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang berprestasi dan berperilaku baik di sekolah. Peran keluarga sebagai pendukung utama dalam pendidikan anak tidak dapat digantikan oleh institusi formal. Investasi dalam pola asuh yang sehat akan memberikan dampak positif jangka panjang bagi perkembangan akademik dan sosial anak. Oleh karena itu, membangun sinergi antara pola asuh di rumah dan proses belajar di sekolah menjadi kunci keberhasilan pendidikan anak.
Referensi:
Abidin, R. (2023). Pola Asuh dan Prestasi Belajar. Deepublish.
Harianti, R., & Amin, S. (2016). Pola asuh orangtua dan lingkungan pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa. Curricula: Journal of Teaching and Learning, 1(2).
Kusuma, R. A., & Rigianti, H. A. (2023). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dalam Meningkatan Prestasi Belajar Anak. Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 9(04), 387–404.
