Mengajarkan kemandirian pada anak pra-sekolah adalah langkah penting dalam mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal. Usia 3–6 tahun merupakan masa emas untuk membentuk kebiasaan dan karakter anak, termasuk sikap mandiri. Anak yang terbiasa diberi kepercayaan untuk melakukan hal-hal sederhana akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan bertanggung jawab. Menurut penelitian Masitoh & Wijayanti (2023), pola asuh yang tepat dari orang tua sangat berpengaruh terhadap tingkat kemandirian anak. Karena itu, peran keluarga sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung anak belajar mandiri.
Kemandirian tidak muncul secara instan, melainkan melalui proses yang terus dibangun dalam aktivitas harian. Anak pra-sekolah bisa mulai dilibatkan dalam kegiatan sederhana seperti merapikan mainan, memakai baju sendiri, atau menyuap makanannya. Nafisah et al. (2025) menunjukkan bahwa anak-anak yang diberi kesempatan untuk mencoba sendiri cenderung lebih cepat mandiri dibandingkan yang terlalu sering dibantu. Meski awalnya tidak sempurna, memberi anak ruang untuk berlatih justru akan membentuk rasa percaya diri dan keterampilan mereka.
Berikut beberapa cara praktis yang bisa dilakukan orang tua untuk mengajarkan kemandirian:
1. Libatkan anak dalam rutinitas harian, seperti menyimpan sepatu, membereskan meja makan, atau membantu mencuci sayur.
2. Gunakan kalimat positif dan dukungan, seperti “Kamu pasti bisa melakukannya sendiri.”
3. Berikan pilihan sederhana, seperti memilih baju yang ingin dipakai agar anak terbiasa mengambil keputusan.
4. Tunjukkan cara terlebih dahulu, lalu beri kesempatan anak untuk mencoba sendiri.
5. Bersabar dengan prosesnya, karena belajar mandiri membutuhkan waktu dan konsistensi.
Mendorong anak menjadi mandiri bukan berarti membiarkannya tanpa pengawasan, tetapi memberikan kepercayaan dengan tetap membimbing. Orang tua perlu menyesuaikan tuntutan dengan usia dan kemampuan anak agar tidak menimbulkan tekanan. Bila dilakukan dengan cara yang tepat, anak akan merasa dihargai dan termotivasi untuk belajar lebih banyak hal. Kemandirian yang terlatih sejak dini juga akan membantu anak lebih siap menghadapi lingkungan sekolah dan tantangan sosial lainnya.
Sebagai penutup, ajarkan kemandirian pada anak pra-sekolah secara perlahan dan konsisten melalui aktivitas sehari-hari. Jadikan momen ini sebagai bagian dari pembelajaran yang menyenangkan, bukan sebagai beban. Dengan dukungan penuh dari orang tua dan lingkungan yang positif, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri, tangguh, dan siap menghadapi masa depan.
Referensi:
Masitoh, N., & Wijayanti, F. (2023). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kemandirian Anak Pra Sekolah: The Relationship between Parenting Style and Independence Preschool Children. Journal of Holistics and Health Sciences, 5(1), 36-44.
Nafisah, K. D., Wulansari, K. R., & Hadi, Y. R. (2025). Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Kemandirian Anak Usia Pra Sekolah. Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida, 12(1), 42-52.
Kemandirian tidak muncul secara instan, melainkan melalui proses yang terus dibangun dalam aktivitas harian. Anak pra-sekolah bisa mulai dilibatkan dalam kegiatan sederhana seperti merapikan mainan, memakai baju sendiri, atau menyuap makanannya. Nafisah et al. (2025) menunjukkan bahwa anak-anak yang diberi kesempatan untuk mencoba sendiri cenderung lebih cepat mandiri dibandingkan yang terlalu sering dibantu. Meski awalnya tidak sempurna, memberi anak ruang untuk berlatih justru akan membentuk rasa percaya diri dan keterampilan mereka.
Berikut beberapa cara praktis yang bisa dilakukan orang tua untuk mengajarkan kemandirian:
1. Libatkan anak dalam rutinitas harian, seperti menyimpan sepatu, membereskan meja makan, atau membantu mencuci sayur.
2. Gunakan kalimat positif dan dukungan, seperti “Kamu pasti bisa melakukannya sendiri.”
3. Berikan pilihan sederhana, seperti memilih baju yang ingin dipakai agar anak terbiasa mengambil keputusan.
4. Tunjukkan cara terlebih dahulu, lalu beri kesempatan anak untuk mencoba sendiri.
5. Bersabar dengan prosesnya, karena belajar mandiri membutuhkan waktu dan konsistensi.
Mendorong anak menjadi mandiri bukan berarti membiarkannya tanpa pengawasan, tetapi memberikan kepercayaan dengan tetap membimbing. Orang tua perlu menyesuaikan tuntutan dengan usia dan kemampuan anak agar tidak menimbulkan tekanan. Bila dilakukan dengan cara yang tepat, anak akan merasa dihargai dan termotivasi untuk belajar lebih banyak hal. Kemandirian yang terlatih sejak dini juga akan membantu anak lebih siap menghadapi lingkungan sekolah dan tantangan sosial lainnya.
Sebagai penutup, ajarkan kemandirian pada anak pra-sekolah secara perlahan dan konsisten melalui aktivitas sehari-hari. Jadikan momen ini sebagai bagian dari pembelajaran yang menyenangkan, bukan sebagai beban. Dengan dukungan penuh dari orang tua dan lingkungan yang positif, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri, tangguh, dan siap menghadapi masa depan.
Referensi:
Masitoh, N., & Wijayanti, F. (2023). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kemandirian Anak Pra Sekolah: The Relationship between Parenting Style and Independence Preschool Children. Journal of Holistics and Health Sciences, 5(1), 36-44.
Nafisah, K. D., Wulansari, K. R., & Hadi, Y. R. (2025). Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Kemandirian Anak Usia Pra Sekolah. Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida, 12(1), 42-52.