Keluarga merupakan lingkungan pertama dan paling berpengaruh dalam proses tumbuh kembang anak, termasuk dalam pengembangan potensi dan bakatnya. Sejak masa golden age, anak menunjukkan berbagai kecenderungan dan minat yang perlu dikenali dan diarahkan dengan bijak. Rijkiyani, Syarifuddin, dan Mauizdati (2022) menekankan bahwa peran orang tua sangat penting dalam memberikan stimulasi yang tepat agar potensi anak berkembang optimal. Dukungan emosional, interaksi positif, dan pemberian kesempatan eksplorasi menjadi kunci dalam membentuk dasar kemampuan anak. Oleh karena itu, keluarga perlu menjadi fasilitator aktif dalam proses ini.

Potensi anak dapat berkembang melalui kegiatan sehari-hari yang sederhana namun bermakna. Holis (2007) menyatakan bahwa kreativitas anak usia dini dapat ditumbuhkan melalui permainan, seni, dan aktivitas eksploratif yang melibatkan interaksi dengan lingkungan. Orang tua dapat menyediakan alat gambar, buku cerita, atau permainan konstruktif yang merangsang imajinasi dan logika anak. Selain itu, penting bagi orang tua untuk mengamati minat anak dan memberikan ruang untuk mencoba berbagai hal tanpa tekanan. Dengan pendekatan yang fleksibel dan suportif, anak akan merasa percaya diri dalam mengekspresikan diri dan mengasah bakatnya.

Peran keluarga juga mencakup pemberian motivasi dan penguatan positif terhadap usaha anak. Hasbullah dan Nurhasanah (2024) menekankan bahwa orang tua dan pendidik perlu bersinergi dalam melejitkan potensi anak melalui apresiasi dan pembimbingan yang konsisten. Anak yang merasa dihargai atas proses belajar dan pencapaian kecilnya akan lebih termotivasi untuk berkembang. Orang tua dapat menggunakan kata-kata afirmatif, seperti “Kamu hebat karena sudah mencoba” atau “Ibu bangga kamu berani tampil,” untuk membangun rasa percaya diri anak. Komunikasi yang hangat dan terbuka juga membantu anak merasa nyaman dalam mengeksplorasi bakatnya.

Berikut beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan keluarga untuk mendukung pengembangan potensi dan bakat anak:
● Amati minat dan kecenderungan anak sejak dini.
● Sediakan lingkungan yang kaya stimulasi, seperti buku, alat seni, dan permainan edukatif.
● Libatkan anak dalam kegiatan kreatif dan eksploratif.
● Berikan pujian atas usaha dan proses, bukan hanya hasil akhir.
● Bangun komunikasi terbuka dan penuh empati untuk memahami kebutuhan anak.

Dengan peran aktif dan penuh kasih dari keluarga, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, kreatif, dan siap mengembangkan potensinya secara optimal. Dukungan yang konsisten dari orang tua tidak hanya membentuk karakter anak, tetapi juga membuka jalan bagi pencapaian prestasi di masa depan. Keluarga yang responsif dan terbuka terhadap perkembangan anak akan menjadi fondasi kuat bagi tumbuh kembang yang sehat dan bermakna. Oleh karena itu, penting bagi setiap keluarga untuk terus belajar dan beradaptasi dalam mendampingi anak menuju masa depan yang gemilang.

Referensi:
Hasbullah, H., & Nurhasanah, N. (2024). Peran orang tua dan pendidik dalam melejitkan potensi anak. Jurnal Kajian Pendidikan Islam, 55–71.
Holis, A. (2007). Peranan Keluarga/Orang Tua dan Sekolah dalam mengembangkan kreativitas anak usia dini. Jurnal Pendidikan Universitas Garut, 1(1), 22–43.
Rijkiyani, R. P., Syarifuddin, S., & Mauizdati, N. (2022). Peran orang tua dalam mengembangkan potensi anak pada masa golden age. Jurnal Basicedu, 6(3), 4905–4912.