Menjelang persalinan, banyak ibu hamil merasakan campuran antara rasa bahagia, cemas, dan takut. Perubahan fisik yang cepat serta kekhawatiran akan proses melahirkan sering kali memicu stres berlebihan jika tidak diimbangi dengan kesiapan mental yang baik. Padahal, kondisi psikologis ibu berperan besar dalam kelancaran proses persalinan. Menurut penelitian oleh Melfan (2025), tingkat kecemasan yang tinggi pada trimester ketiga dapat memperpanjang durasi persalinan dan meningkatkan risiko intervensi medis seperti operasi caesar.
Salah satu kunci utama menghadapi persalinan tanpa panik adalah memahami proses kelahiran itu sendiri. Edukasi kehamilan, baik melalui kelas prenatal, buku panduan, maupun konsultasi dengan bidan atau dokter, dapat membantu ibu mengenali tahapan kontraksi, teknik pernapasan, hingga posisi melahirkan yang nyaman. Studi oleh Sari & Kurniyati (2021) menunjukkan bahwa ibu yang mengikuti kelas persiapan persalinan memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah dan kontrol emosi yang lebih baik selama proses melahirkan dibandingkan yang tidak mendapatkan edukasi serupa.
Selain pengetahuan, latihan relaksasi seperti meditasi, yoga prenatal, atau teknik pernapasan dalam juga efektif dalam menenangkan pikiran. Aktivitas ini membantu menurunkan kadar hormon stres kortisol dan meningkatkan produksi endorfin alami yang berfungsi sebagai pereda nyeri alami. Penelitian oleh Ulya (2025) mengungkapkan bahwa latihan mindfulness secara teratur selama kehamilan mampu meningkatkan kesiapan mental, memperkuat kepercayaan diri, dan menurunkan risiko depresi pascapersalinan.
Dukungan dari pasangan dan keluarga juga berperan penting dalam menumbuhkan rasa aman menjelang persalinan. Ibu yang mendapatkan dukungan emosional cenderung lebih tenang, memiliki pengalaman melahirkan yang lebih positif, dan pemulihan yang lebih cepat setelahnya (Fadillah, et al., 2025). Dengan mempersiapkan mental secara matang melalui edukasi, latihan relaksasi, dan dukungan sosial ibu hamil dapat menghadapi persalinan dengan penuh kesadaran, percaya diri, dan tanpa rasa panik yang berlebihan.
Referensi
Fadillah, N., Aliya, N. A., Magfira, N., & Padlilah, R. (2025). PENGARUH PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KECEMASAN IBU BERSALIN. Edukreatif: Jurnal Kreativitas dalam Pendidikan, 6(1).
Melfan Putra, Z. (2025). Penerapan Terapi Musik Klasik Pada Ibu Hamil Trimester Ketiga Dengan Kecemasan Di UPTD Puskesmas Kauko Kecamatan Gunungsitoli (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Medan).
Sari, W. I. P. E., & Kurniyati, K. (2021). Pengaruh Senam Hamil Birth Ball dengan Muatan Edukasi Persiapan Persalinan terhadap Kecemasan Ibu Hamil. Jurnal Medikes, 8(2), 223-236.
Ulya, H. F. S. (2025). Intervensi Mindfulness sebagai upaya penurunan tingkat kecemasan ibu hamil Trimester 3 di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Salah satu kunci utama menghadapi persalinan tanpa panik adalah memahami proses kelahiran itu sendiri. Edukasi kehamilan, baik melalui kelas prenatal, buku panduan, maupun konsultasi dengan bidan atau dokter, dapat membantu ibu mengenali tahapan kontraksi, teknik pernapasan, hingga posisi melahirkan yang nyaman. Studi oleh Sari & Kurniyati (2021) menunjukkan bahwa ibu yang mengikuti kelas persiapan persalinan memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah dan kontrol emosi yang lebih baik selama proses melahirkan dibandingkan yang tidak mendapatkan edukasi serupa.
Selain pengetahuan, latihan relaksasi seperti meditasi, yoga prenatal, atau teknik pernapasan dalam juga efektif dalam menenangkan pikiran. Aktivitas ini membantu menurunkan kadar hormon stres kortisol dan meningkatkan produksi endorfin alami yang berfungsi sebagai pereda nyeri alami. Penelitian oleh Ulya (2025) mengungkapkan bahwa latihan mindfulness secara teratur selama kehamilan mampu meningkatkan kesiapan mental, memperkuat kepercayaan diri, dan menurunkan risiko depresi pascapersalinan.
Dukungan dari pasangan dan keluarga juga berperan penting dalam menumbuhkan rasa aman menjelang persalinan. Ibu yang mendapatkan dukungan emosional cenderung lebih tenang, memiliki pengalaman melahirkan yang lebih positif, dan pemulihan yang lebih cepat setelahnya (Fadillah, et al., 2025). Dengan mempersiapkan mental secara matang melalui edukasi, latihan relaksasi, dan dukungan sosial ibu hamil dapat menghadapi persalinan dengan penuh kesadaran, percaya diri, dan tanpa rasa panik yang berlebihan.
Referensi
Fadillah, N., Aliya, N. A., Magfira, N., & Padlilah, R. (2025). PENGARUH PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KECEMASAN IBU BERSALIN. Edukreatif: Jurnal Kreativitas dalam Pendidikan, 6(1).
Melfan Putra, Z. (2025). Penerapan Terapi Musik Klasik Pada Ibu Hamil Trimester Ketiga Dengan Kecemasan Di UPTD Puskesmas Kauko Kecamatan Gunungsitoli (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Medan).
Sari, W. I. P. E., & Kurniyati, K. (2021). Pengaruh Senam Hamil Birth Ball dengan Muatan Edukasi Persiapan Persalinan terhadap Kecemasan Ibu Hamil. Jurnal Medikes, 8(2), 223-236.
Ulya, H. F. S. (2025). Intervensi Mindfulness sebagai upaya penurunan tingkat kecemasan ibu hamil Trimester 3 di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
