Era digital membawa perubahan besar dalam pola interaksi, belajar, dan hiburan anak-anak. Teknologi yang semakin mudah diakses memberikan peluang sekaligus tantangan bagi orang tua dalam menjalankan peran pengasuhan. Winda (2024) menekankan bahwa orang tua perlu memiliki strategi pola asuh yang adaptif untuk membentuk karakter anak yang kuat di tengah arus digital. Tanpa pendampingan yang tepat, anak berisiko mengalami kecanduan gawai, penurunan interaksi sosial, dan paparan konten yang tidak sesuai usia. Oleh karena itu, pengasuhan di era digital harus menggabungkan kasih sayang, kontrol, dan literasi teknologi.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi orang tua adalah mengatur waktu penggunaan gawai dan media digital. Khairunisapril, Wahyu, dan Indrianti (2025) mengungkapkan bahwa banyak orang tua kesulitan menetapkan batasan waktu layar karena kurangnya pemahaman tentang dampak jangka panjangnya. Untuk mengatasi hal ini, orang tua dapat membuat jadwal harian yang seimbang antara waktu digital dan aktivitas fisik atau sosial. Misalnya, anak hanya boleh menggunakan gawai setelah menyelesaikan tugas sekolah dan kegiatan rumah. Konsistensi dalam menerapkan aturan ini akan membantu anak belajar disiplin dan mengelola waktu dengan bijak.

Selain pengaturan waktu, orang tua juga perlu membekali anak dengan literasi digital yang memadai. Ini mencakup kemampuan anak untuk memahami, memilah, dan menggunakan informasi secara bijak. Winda (2024) menyarankan agar orang tua aktif berdiskusi dengan anak tentang konten yang mereka konsumsi, termasuk nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Orang tua juga dapat mengenalkan aplikasi edukatif dan platform belajar yang sesuai usia untuk mendukung perkembangan anak. Dengan pendekatan ini, anak tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pembelajar yang kritis dan bertanggung jawab.

Berikut beberapa strategi praktis yang dapat diterapkan orang tua dalam menghadapi tantangan pengasuhan di era digital:
● Tetapkan batas waktu penggunaan gawai secara konsisten.
● Dampingi anak saat mengakses konten digital dan ajak berdiskusi.
● Kenalkan aplikasi dan media yang mendukung pembelajaran dan kreativitas.
● Libatkan anak dalam aktivitas offline seperti membaca, bermain, dan berolahraga.
● Bangun komunikasi terbuka agar anak merasa nyaman berbagi pengalaman digitalnya.

Mengasuh anak di era digital membutuhkan keterampilan baru, kesabaran, dan komitmen dari orang tua. Dengan strategi yang tepat, teknologi dapat menjadi alat bantu yang memperkaya pengalaman belajar dan tumbuh kembang anak. Orang tua yang hadir secara aktif dan adaptif akan mampu membentuk anak yang cerdas digital, berkarakter kuat, dan siap menghadapi tantangan zaman. Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk terus belajar dan berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan pengasuhan yang sehat dan bermakna.

Referensi:
Khairunisapril, D., Wahyu, M., & Indrianti, N. (2025). Tantangan Orang Tua dalam Mendidik Anak di Era Digital di Jalan MT. Haryono Lingkungan III Kelurahan Damai Binjai Utara. Mesada: Journal of Innovative Research, 2(2), 706–715.
Winda, H. (2024). Menghadapi Tantangan Zaman: Peran dan Strategi Pola Asuh Orang tua dalam Membentuk Karakter Anak di Era Digital. AL-Ikhtiar: Jurnal Studi Islam, 1(2), 107–113.