Komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak merupakan kunci utama dalam membangun hubungan yang harmonis dan penuh kepercayaan. Ketika komunikasi berjalan dengan baik, anak merasa dihargai, didengarkan, dan lebih terbuka dalam menyampaikan perasaan serta pikirannya. Menurut Fadhilah, Nisfiary, dan Lubis (2023), komunikasi yang positif dapat meningkatkan perilaku anak secara signifikan dan memperkuat ikatan emosional dalam keluarga. Orang tua yang mampu berkomunikasi dengan empati dan kesabaran akan menciptakan suasana rumah yang kondusif bagi tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, membangun komunikasi yang sehat harus menjadi prioritas dalam pengasuhan.

Salah satu strategi utama dalam komunikasi efektif adalah mendengarkan secara aktif. Febrianti et al. (2024) menekankan pentingnya orang tua memberikan perhatian penuh saat anak berbicara, tanpa terganggu oleh gawai atau aktivitas lain. Mendengarkan aktif berarti menunjukkan minat, menghindari interupsi, dan merespon dengan empati. Anak yang merasa didengarkan akan lebih percaya diri dan terbuka dalam berkomunikasi. Selain itu, orang tua perlu menghindari sikap menghakimi atau langsung memberi solusi, agar anak merasa aman dalam menyampaikan pendapatnya.

Komunikasi yang efektif juga melibatkan penggunaan bahasa yang positif dan membangun. Sarnoto (2022) dalam kajiannya berdasarkan perspektif Al-Qur’an menyatakan bahwa komunikasi dalam keluarga harus dilandasi kasih sayang, kelembutan, dan penghargaan terhadap anak. Kata-kata yang penuh dukungan dan motivasi akan membantu anak merasa dihargai dan termotivasi untuk berperilaku baik. Orang tua dapat menggunakan kalimat afirmatif seperti “Ayah bangga kamu berusaha” atau “Ibu senang kamu mau berbagi cerita hari ini.” Bahasa tubuh yang ramah seperti senyuman dan pelukan juga memperkuat pesan verbal yang disampaikan.

Berikut beberapa tips praktis untuk membangun komunikasi efektif antara orang tua dan anak:
● Luangkan waktu khusus untuk berbicara dengan anak setiap hari.
● Dengarkan anak tanpa interupsi dan tunjukkan empati.
● Gunakan bahasa yang positif dan membangun.
● Hindari kritik yang menyakitkan, fokuslah pada solusi.
● Libatkan anak dalam diskusi keluarga dan pengambilan keputusan kecil.

Referensi:
Fadhilah, C. R., Nisfiary, R. K., & Lubis, I. S. L. (2023). Psikoedukasi mengenai penerapan komunikasi efektif antara orang tua dengan anak untuk meningkatkan perilaku positif anak. Jurnal Pengabdian Masyarakat Tjut Nyak Dhien, 2(2), 59–68.
Febrianti, N. N., Azizah, M. Z., Muflihah, I., & Fathoni, M. R. (2024). Membangun Komunikasi Efektif: Strategi Komunikasi Antara Orang tua dengan Anak. PROCEEDINGS UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG, 5(3), 1–7.
Sarnoto, A. Z. (2022). Komunikasi Efektif pada ‘Anak Usia Dini dalam Keluarga Menurut Al-Qur’an. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(3).