Menyusui adalah momen penting dalam membangun ikatan emosional antara ibu dan bayi, sekaligus memberikan nutrisi terbaik untuk pertumbuhan optimal si kecil. Namun, bagi banyak ibu baru, proses menyusui tidak selalu berjalan mulus. Payudara yang terasa penuh, pelekatan yang kurang tepat, hingga rasa lelah sering membuat sesi menyusui terasa menantang. Menurut penelitian oleh Khotimah et al. (2024), kenyamanan ibu selama menyusui terbukti menjadi faktor utama yang memengaruhi keberlanjutan ASI eksklusif hingga enam bulan pertama kehidupan bayi.
Langkah pertama agar menyusui terasa nyaman adalah memastikan posisi dan pelekatan (latch-on) yang benar. Posisi yang tepat membantu bayi mendapatkan ASI lebih efektif sekaligus mencegah puting lecet. Ibu dapat mencoba berbagai posisi seperti cradle hold, football hold, atau posisi berbaring miring untuk mencari mana yang paling sesuai. Studi oleh Saputra (2019) menunjukkan bahwa bimbingan mengenai teknik pelekatan meningkatkan keberhasilan menyusui dan menurunkan risiko nyeri pada puting secara signifikan.
Selain posisi yang benar, penting juga untuk menciptakan suasana yang tenang dan rileks. Duduk di tempat yang nyaman, menggunakan bantal menyusui, atau mendengarkan musik lembut dapat membantu tubuh ibu lebih rileks sehingga produksi ASI meningkat. Latihan pernapasan dalam atau skin-to-skin contact sebelum menyusui juga terbukti meningkatkan refleks let-down atau keluarnya ASI. Penelitian oleh Agustia & Zahra (2024) menemukan bahwa kontak kulit ke kulit selama beberapa menit sebelum menyusui meningkatkan kenyamanan ibu sekaligus memperbaiki pola hisapan bayi.
Jika ibu mengalami tantangan seperti payudara bengkak, mastitis, atau bayi sulit melekat, jangan ragu mencari bantuan dari konselor laktasi, bidan, atau tenaga kesehatan yang berpengalaman. Setiap ibu memiliki perjalanan menyusui yang berbeda, dan mendapatkan dukungan dapat membantu proses menjadi lebih ringan. Dengan menjaga kenyamanan fisik, emosional, dan lingkungan, menyusui dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi ibu dan bayi, memperkuat ikatan kasih sejak hari-hari pertama kehidupan.
Referensi
Agustia, N., & Zahra, T. (2024). Asuhan Kebidanan Pascapersalinan dan Menyusui. Penerbit NEM.
Khotimah, K., Satillah, S. A., Fitriani, V., Miranti, M., Maulida, M., Hasmalena, H., ... & Zulaiha, D. (2024). Analisis manfaat pemberian ASI eksklusif bagi ibu menyusui dan perkembangan anak. PAUDIA: Jurnal Penelitian Dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, 254-266.
Saputra, A. (2019). Pengaruh Breastfeeding Self Efficacy Treatment (Best) Terhadap Perlekatan Dan Respon Ibu-Bayi Selama Proses Menyusui Di Puskesmas Ngampilan Dan Wirobrajan Yogyakarta. Masker Medika, 7(1), 42-66.
Langkah pertama agar menyusui terasa nyaman adalah memastikan posisi dan pelekatan (latch-on) yang benar. Posisi yang tepat membantu bayi mendapatkan ASI lebih efektif sekaligus mencegah puting lecet. Ibu dapat mencoba berbagai posisi seperti cradle hold, football hold, atau posisi berbaring miring untuk mencari mana yang paling sesuai. Studi oleh Saputra (2019) menunjukkan bahwa bimbingan mengenai teknik pelekatan meningkatkan keberhasilan menyusui dan menurunkan risiko nyeri pada puting secara signifikan.
Selain posisi yang benar, penting juga untuk menciptakan suasana yang tenang dan rileks. Duduk di tempat yang nyaman, menggunakan bantal menyusui, atau mendengarkan musik lembut dapat membantu tubuh ibu lebih rileks sehingga produksi ASI meningkat. Latihan pernapasan dalam atau skin-to-skin contact sebelum menyusui juga terbukti meningkatkan refleks let-down atau keluarnya ASI. Penelitian oleh Agustia & Zahra (2024) menemukan bahwa kontak kulit ke kulit selama beberapa menit sebelum menyusui meningkatkan kenyamanan ibu sekaligus memperbaiki pola hisapan bayi.
Jika ibu mengalami tantangan seperti payudara bengkak, mastitis, atau bayi sulit melekat, jangan ragu mencari bantuan dari konselor laktasi, bidan, atau tenaga kesehatan yang berpengalaman. Setiap ibu memiliki perjalanan menyusui yang berbeda, dan mendapatkan dukungan dapat membantu proses menjadi lebih ringan. Dengan menjaga kenyamanan fisik, emosional, dan lingkungan, menyusui dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi ibu dan bayi, memperkuat ikatan kasih sejak hari-hari pertama kehidupan.
Referensi
Agustia, N., & Zahra, T. (2024). Asuhan Kebidanan Pascapersalinan dan Menyusui. Penerbit NEM.
Khotimah, K., Satillah, S. A., Fitriani, V., Miranti, M., Maulida, M., Hasmalena, H., ... & Zulaiha, D. (2024). Analisis manfaat pemberian ASI eksklusif bagi ibu menyusui dan perkembangan anak. PAUDIA: Jurnal Penelitian Dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, 254-266.
Saputra, A. (2019). Pengaruh Breastfeeding Self Efficacy Treatment (Best) Terhadap Perlekatan Dan Respon Ibu-Bayi Selama Proses Menyusui Di Puskesmas Ngampilan Dan Wirobrajan Yogyakarta. Masker Medika, 7(1), 42-66.
